What's up!

Sabtu, 16 November 2013

OBJEK WISATA KEPULAUAN SERIBU



Sintia Trijayanti
16611781 – 3 SA 02
Universitas Gunadarma

Tourism / Pariwisata
Objek Wisata Kepulauan Seribu
          Provinsi DKI Jakarta memiliki slah satu tempat objek wisata air yang dapat dibanggakan. Dikepulauan seribu ini banyak pulau-pulau yang dapat kita kunjungi, karena disini tidak hanya terdapat satu pulau saja tetapi beberapa pulau, yaitu :
Pulau Bidadari, Pulau Nirwana, Pulau Anyer kelor, Pulau Anyer Besar, Pulau Nyamuk, Pulau Damar, Pulau untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Rambut, Pulau Bokor, Pulau Lancang, Pulau Burung, Pulau Kongsi, Pulau Ayer, Pulau Jong, Pulau Tidung, Pulau Lang, Pulau panggang, Pulau Simpul, Pulau Kotok, Pulau Opak, Pulau Kelapa, Pulau Panjang, Pulau Bira, Pulau Pelangi, Pulau Sepa dan Pulau Pramuka.
            Sebagai seorang warga Indonesia yang tepatnya berdomisili dekat dengan Jakarta sudah pasti sangat senang dengan keberadaan objek wisata tersebut karena masih bisa ditempuh dengan mudah untuk saya pergi kesana. Untuk pergi kesana kita harus pergi ke pelabuhan Muara Angke atau Marina Ancol. Pelabuhan yang biasa atau umum digunkan yaitu Pelabuhan Muara Angke. Bila ingin menggunakan kapal kayu besar kita naik melalui pelabuhan lama tetapi jika ingin menggunakan kapal kapal cepat seperti kapal lumba-lumba, kapal predator, dll kita naik melalui pelabuhan baru. Maksud pelabuhan baru disini yaitu suatu pelabuhan yang baru dibangun oleh pihak Dinas Perhubungan yang berbentuk suatu bangunan utuh yang lebih layak dan bertujuan untuk menciptakan suatu kenyamanan bagi para wisatawan. Karena seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kondisi Pelabuhan Muara Angke cenderung tergolong kotor dan bau. Ini dikarenakan banyaknya nelayan dan para penjual-penjual ikan segar serta tempat pembuatan ikan asin yang kurang memperhatikan kebersihan disekitar. Bila dilihat dari segi kebersihan ataupun pemeliharaan tempat, kondisi seperti ini sangat amat disayangkan karena berawal dari pelabuhan inilah para wisatawan memulai perjalanan mereka menuju objek wisata air di Kepulauan Seribu.
           
Pemandangan tak jauh dari Pelabuhan Muara Angke/Marina.

Mulai menuju ke pokok permasalahan……

(kondisi tepian pulau yang kurang terawat kebersihanya)
              Mungkin dari semua pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu, yang sangat sering kita dengar yaitu Pulau Tidung. Mungkin disini lokasi pulau sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat persinggahan bagi para wisatawan. Tetapi disini saya akan memberikan atau berbagi cerita dan informasi dari sebuah perjalanan yang sudah saya jalani di Pulau Pramuka dan Pulau Pari.
            Pulau yang biasanya saya kunjungi disini yaitu Pulau Pramuka karena ini salah satu rutinitas bulanan komunitas selam yang belakangan ini saya ikuti yaitu Komunitas Jaya Raya Diving Club (JDC). Dari pulau pramuka ini dari keadaan sekitar yang saya amati masih tergolong dengan kondisi yang baik dan terawatt karena air disekitar masih jernih dan wilayah tempat tinggal para pendudukpun sangat terjaga kebersihanya. Jadi tidak ada perasaan kecewa yang saya dapat dari perjalanan saya di Pulau Pramuka ini.
            Disaat kunjungan saya selanjutnya, karena pulau pramuka sudah sering dikunjungi, maka pihak Jayaraya Diving Club memilih untuk mengunjungi Pulau Pari. Selain mencari suasana baru, di Pulau Pari ini terdapat suatu tempat yang disebut dengan Pulau Virgin/Pulau Perawan. Pulau Perwan ini dijuluki karena tempat ini sebelumnya belum banyak terjamah oleh para wisatawan dan lokasi tempat ini sangat bersih dan terdapat pasir putih. Pihak Jaya Raya Civing Club juga memang sengaja bertujuan untuk mengunjungi objek wisata bawah laut yang lokasinya dekat dengan Pulau Pari ini. Objek wisata bawah laut ini biasa dibilang dengan “Wreck Shinta” dimana terdapat suatu bangkai kapal bulog yang tenggelam.
            Diawal perjalanan saya di Pulau Pari ini belum terlihat kekurangan yang ada diwilayah sekitar pulau karena saya belum sangat memperhatikan keadaan lokasi sekitar. Tetapi kekurangan atau permasalahanya baru terlihat ketika hari kedua saya berada disini. Dihari kedua ini, ini pengalaman baru saya diizinkan untuk diving atau menyelam langsung di laut lepas. Secara otomatis, antusiasme sayapun sangat amat menggebu-gebu. Tetapi disaat saya memulai perjalanan menuju lokasi menyelam, saya sudah dikagetkan dengan penglihatan yang sangat tidak menyenangkan. Terdapat banyaknya sampah ditepian pulau dan kapal yang akan saya tumpangi untuk menuju ke lokasi selam. Ini sudah menjadi suatu point negative yang saya dapat tetapi saya hanya mengira mungkin belum diadakan penyerokan sampah disini ataupun sampah-sampah ini memang terbawa dari kapal-kapal yang hulu-halang. Kemudian setelah kurang lebih setangah jam kami mencari lokasi menyelam yang sangat tepat, lagi-lagi kami dikagetkan dengan keadaan laut disini. Air laut di sekeliling kapal kami banyak terdapat sampah-sampah yang mengapung di air bahkan airnyapun terlihat terkontaminasi dengan minyak. Kerena hal ini antusiasme saya yang awalnya menggebu-gebu seketika menjadi turun dan sangat sedih melihat keberadaan laut yang seperti ini. Bahkan saya merasa malu karena ada seorang wisatawan asing yang ikut bersama rombongan kami mengatakan “It’s so dirty, I think I didn’t want to dive or snorkeling in here.” Dengan wajah jijik dan kecewa seketika diapun mengurungkan niatnya untuk bermain air dan memilih hanya untuk menghabiskan waktu diatas kapal meskipun kami sudah berusaha mencarai ataupun berpindah ketempat yang lebih bersih karena menurut dia meskipun kita berpindah tempat semua air disini memang tidak baik untuk tubuh dan air sudah tercemar.

            Hal seperti diatas semestinya tidak boleh terjadi,karena ini adalah salah satu tempat wisata air yang kita miliki dan dapat kita banggakan dan pemerintah kembangkan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kepariwisataan tentu saja mencangkup segala aspek yang bertujuan untuk menciptakan suatu  kenyamanaan, kepuasan, serta kebangaan dari suatu objek wisata tersebut. Oleh karena itu keberadaan atau keadaan suatu tempat wisata harus diperhatikan dan terus dikembangkan melalui management pariwisatanya. Semestinya pihak pemerintah memperhatikan dan sesekali mengadakan pengecekan lokasi agar kebersihan ataupun keadaan laut tetap terpelihara dengan baik. Penyebab permasalahan ini harus benar-benar ditemukan, darimana sampah-sampah tersebut berasal. Apakah dari penduduk-penduduk pulau, sampah bawaan dari kota, ataupun sampah-sampah dari para penumpang kapal yang sembarangan membuang sampah saat diperjalanan. Serta penyebab keruhnya air yang sudah terkontaminasi dengan minyak, apakah berasal dari limbah pabkrik yang terbawa menuju laut ataukah berasal dari kapal-kapal yang berlalu lalang disekitar. Jika hal seperti ini tidak diperhatikan maka lambat laun tempat wisata ini tidak akan berkembang dan keadaan alam kitapun akan rusak.
Jaya Raya Diving Club At Pari Island
Lets save our earth from here....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar