Sintia Trijayanti
16611781 – 3 SA 02
Universitas Gunadarma
Universitas Gunadarma
Tourism / Pariwisata
Objek Wisata Kepulauan Seribu
Provinsi DKI Jakarta memiliki slah
satu tempat objek wisata air yang dapat dibanggakan. Dikepulauan seribu ini
banyak pulau-pulau yang dapat kita kunjungi, karena disini tidak hanya terdapat
satu pulau saja tetapi beberapa pulau, yaitu :
Pulau Bidadari, Pulau Nirwana, Pulau Anyer kelor, Pulau Anyer
Besar, Pulau Nyamuk, Pulau Damar, Pulau untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Rambut,
Pulau Bokor, Pulau Lancang, Pulau Burung, Pulau Kongsi, Pulau Ayer, Pulau Jong,
Pulau Tidung, Pulau Lang, Pulau panggang, Pulau Simpul, Pulau Kotok, Pulau
Opak, Pulau Kelapa, Pulau Panjang, Pulau Bira, Pulau Pelangi, Pulau Sepa dan
Pulau Pramuka.
Sebagai
seorang warga Indonesia yang tepatnya berdomisili dekat dengan Jakarta sudah
pasti sangat senang dengan keberadaan objek wisata tersebut karena masih bisa
ditempuh dengan mudah untuk saya pergi kesana. Untuk pergi kesana kita harus
pergi ke pelabuhan Muara Angke atau Marina Ancol. Pelabuhan yang biasa atau
umum digunkan yaitu Pelabuhan Muara Angke. Bila ingin menggunakan kapal kayu
besar kita naik melalui pelabuhan lama tetapi jika ingin menggunakan kapal
kapal cepat seperti kapal lumba-lumba, kapal predator, dll kita naik melalui
pelabuhan baru. Maksud pelabuhan baru disini yaitu suatu pelabuhan yang baru
dibangun oleh pihak Dinas Perhubungan yang berbentuk suatu bangunan utuh yang
lebih layak dan bertujuan untuk menciptakan suatu kenyamanan bagi para
wisatawan. Karena seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kondisi Pelabuhan
Muara Angke cenderung tergolong kotor dan bau. Ini dikarenakan banyaknya nelayan dan para penjual-penjual ikan segar serta tempat pembuatan ikan
asin yang kurang memperhatikan kebersihan disekitar. Bila dilihat dari segi kebersihan ataupun pemeliharaan tempat,
kondisi seperti ini sangat amat disayangkan karena berawal dari pelabuhan
inilah para wisatawan memulai perjalanan mereka menuju objek wisata air di
Kepulauan Seribu.
Mulai menuju ke pokok permasalahan……
(kondisi tepian pulau yang kurang terawat kebersihanya) |
Pulau yang biasanya saya kunjungi disini yaitu Pulau
Pramuka karena ini salah satu rutinitas bulanan komunitas selam yang belakangan
ini saya ikuti yaitu Komunitas Jaya Raya Diving Club (JDC). Dari pulau pramuka
ini dari keadaan sekitar yang saya amati masih tergolong dengan kondisi yang
baik dan terawatt karena air disekitar masih jernih dan wilayah tempat tinggal
para pendudukpun sangat terjaga kebersihanya. Jadi tidak ada perasaan kecewa
yang saya dapat dari perjalanan saya di Pulau Pramuka ini.
Disaat kunjungan saya selanjutnya, karena pulau pramuka
sudah sering dikunjungi, maka pihak Jayaraya Diving Club memilih untuk
mengunjungi Pulau Pari. Selain mencari suasana baru, di Pulau Pari ini terdapat
suatu tempat yang disebut dengan Pulau Virgin/Pulau Perawan. Pulau Perwan ini
dijuluki karena tempat ini sebelumnya belum banyak terjamah oleh para wisatawan
dan lokasi tempat ini sangat bersih dan terdapat pasir putih. Pihak Jaya Raya
Civing Club juga memang sengaja bertujuan untuk mengunjungi objek wisata bawah
laut yang lokasinya dekat dengan Pulau Pari ini. Objek wisata bawah laut
ini biasa dibilang dengan “Wreck Shinta” dimana terdapat suatu bangkai kapal
bulog yang tenggelam.
Diawal perjalanan saya di Pulau Pari ini belum terlihat
kekurangan yang ada diwilayah sekitar pulau karena saya belum sangat
memperhatikan keadaan lokasi sekitar. Tetapi kekurangan atau permasalahanya
baru terlihat ketika hari kedua saya berada disini. Dihari kedua ini, ini
pengalaman baru saya diizinkan untuk diving atau menyelam langsung di laut
lepas. Secara otomatis, antusiasme sayapun sangat amat menggebu-gebu. Tetapi
disaat saya memulai perjalanan menuju lokasi menyelam, saya sudah dikagetkan
dengan penglihatan yang sangat tidak menyenangkan. Terdapat banyaknya sampah
ditepian pulau dan kapal yang akan saya tumpangi untuk menuju ke lokasi selam.
Ini sudah menjadi suatu point negative yang saya dapat tetapi saya hanya
mengira mungkin belum diadakan penyerokan sampah disini ataupun sampah-sampah
ini memang terbawa dari kapal-kapal yang hulu-halang. Kemudian setelah kurang
lebih setangah jam kami mencari lokasi menyelam yang sangat tepat, lagi-lagi
kami dikagetkan dengan keadaan laut disini. Air laut di sekeliling kapal kami banyak terdapat sampah-sampah yang mengapung di air bahkan airnyapun
terlihat terkontaminasi dengan minyak. Kerena hal ini antusiasme saya yang
awalnya menggebu-gebu seketika menjadi turun dan sangat sedih melihat
keberadaan laut yang seperti ini. Bahkan
saya merasa malu karena ada seorang wisatawan asing yang ikut bersama rombongan
kami mengatakan “It’s so dirty, I think I didn’t want to dive or snorkeling in
here.” Dengan wajah jijik dan kecewa seketika diapun mengurungkan
niatnya untuk bermain air dan memilih hanya untuk menghabiskan waktu diatas
kapal meskipun kami sudah berusaha mencarai ataupun berpindah ketempat yang
lebih bersih karena menurut dia meskipun kita berpindah tempat semua air disini
memang tidak baik untuk tubuh dan air sudah tercemar.
Hal seperti diatas semestinya tidak boleh terjadi,karena
ini adalah salah satu tempat wisata air yang kita miliki dan dapat kita
banggakan dan pemerintah kembangkan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepariwisataan tentu saja mencangkup segala aspek yang bertujuan untuk
menciptakan suatu kenyamanaan, kepuasan,
serta kebangaan dari suatu objek wisata tersebut. Oleh karena itu keberadaan
atau keadaan suatu tempat wisata harus diperhatikan dan terus dikembangkan
melalui management pariwisatanya. Semestinya pihak pemerintah memperhatikan dan
sesekali mengadakan pengecekan lokasi agar kebersihan ataupun keadaan laut
tetap terpelihara dengan baik. Penyebab permasalahan ini harus benar-benar
ditemukan, darimana sampah-sampah tersebut berasal. Apakah dari
penduduk-penduduk pulau, sampah bawaan dari kota, ataupun sampah-sampah dari
para penumpang kapal yang sembarangan membuang sampah saat diperjalanan. Serta
penyebab keruhnya air yang sudah terkontaminasi dengan minyak, apakah berasal dari
limbah pabkrik yang terbawa menuju laut ataukah berasal dari kapal-kapal yang
berlalu lalang disekitar. Jika hal seperti ini tidak diperhatikan maka lambat
laun tempat wisata ini tidak akan berkembang dan keadaan alam kitapun akan
rusak.
Jaya Raya Diving Club At Pari Island |
Lets save our earth from here.... |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar