What's up!

Senin, 18 November 2013

Feature

Sintia Trijayanti
16611781 - 3 SA 02
Universitas Gunadarma

Feature

Si Tampan Berbulu Tinggal Kenangan




Tak kami sangka, kehadiranya memberikan sesuatu yang baru di kehidupan kami. Perbedaan tak membuat kami terbatas komunikasi, karena lewat hati hubungan kami terjalanin amatlah harmoni. Muka tampan nan lucu menggemaskan, selalu terbayang. Tingkah lakunya yang terkadang menjengkelkan tetapi selalu dirindukan. Geliat manjanya, suara berisiknya, dan bunyi khas kalung yang melingkar di lehernya kini sudah tak lagi ada. Si Tampan Berbulu ini kami beri nama "Pepe", dia adalah seekor kucing jantan anggora.
Biasanya disaat sang mentari mulai tersenyum menyambut pagi, dia menyapa kami dengan raungan suara khasnya. Bila pintu kamar terbuka, dengan lihainya dia memasuki pintu kemudian memberikan sapaan hangat dengan menggeliatkan sedikit tubuhnya dan memperlihatkan sikap manjanya solah-olah mengajak kami untuk segera beranjak dari tempat tidur. Sosoknya sudah tak asing lagi bagi kami, dia sudah menjadi bagian hidup kami.
Namun pada akhir July kemarin dia meninggalkan kami untuk selamanya. Tak jelas apa penyebab pastinya dia jatuh sakit dan kemudian menutup mata untuk selamanya. Dua hari sebelum kematianya, dia memang terlihat berbeda dari kebiasaanya. Pepe lebih terlihat murung, tak bersemangat bila diajak bermain, dan dia pun haya sesekali menyapa kami. Dia lebih sering memilih menghabiskan waktu ditempat tidurnya. Kini tak ada lagi sesosok pepe yang kami kenal, sapaan manisnya, geliat manjanya, dan raungan khasnya pun kini sunyi. Selamat jalan pepeku sayang, kami merindukanmu.



Minggu, 17 November 2013

NEWS


Sintia Trijayanti
16611781 – 3 SA 02
Universitas Gunadarma

NEWS/BERITA

Sabtu, 16 November 2013.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Gunadarma Menyelenggarakan Acara Social Gathering dan Seminar Linguistik.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Gunadarma hari ini mengadakan Acara Social Gathering dan Seminar Linguistik. Acara ini diperuntunkan bagi seluruh mahasiswa/i Fakultas Sastra Universsitas Gunadarma dari seluruh tingkat yaitu mulai dari tingkat 1-4 kelas leguler serta beberapa kelas dari kelas sarmag. Jumlah keseluruhan peserta acara yang diselengarakan ini adalah 150 peserta. Acara atau kegitan ini bertujuan untuk menjalin silahturahmi antar mahasiswa sastra, memberikan apresiasi kepada alumni sastra yang berprestasi, serta memberikan sebuah ilmu atau pembelajaran mendalam mengenai ilmu linguistik.
Setelah melakukan registrasi pendaftaran para peserta memasuki ruang auditorium di Kampu Gunadarma ruang D462. Acara pertama dimulai pada pukul 09.45 WIB, yaitu Seminar Linguistik yang berjudul “Glosarium Linguistik Terapan Dan Glosarium Ilmu Terjemahan” dengan dua orang Narasumber yaitu Drs. Hendro Firmawan Grad.Dip.Bus.,M.MSI dan Sudjana SS.M.,Mhum. Tetapi, disaat hari pelaksanaan satu dari narasumber seminar ini berhalangan hadir (Sudjana SS.M.,Mhum).
Pada pukul 11.00 WIB, seminar linguistik tersebut berakhir dan acara dilanjuti dengan Social Gathering. Acra kedua ini dimeriahkan dengan beberapa musik akustik yang depersembahkan oleh anggota Bemf Sastra, Standup Comedy yang dibawakan oleh Reza Pardede (Choki) selaku bintang tamu serta alumni mahasiswa sastra yang berprestasi, kemudian ditutup oleh pemberian penghargaan untuk anggota Bemf Sastra yang telah menyelesaikan masa jabatanya selama ia menjadi anggota Bemf Sastra. Setelah semua acara berlangsung, panitia acarapun memberikan hadiah kepada peserta yang telah aktif memberikan pertanyaan-pertanyaan pada saat acara berlangsung dan pada akhirnya acara ini selesai pada pukul 13.00 WIB.
 
Suasana seminar di ruang auditorium Kampus D Universitas Gunadarma (D462)

OPINI



Sintia Trijayanti
16611781 – 3 SA 02
Universitas Gunagarma

OPINI !



Kota Depok Butuh Penghijauan

Saat ini saya mengenyam  pendidikan di Kota Depok. Selama kurang lebih 3 tahun  saya mengenyam pendidikan di Kota Depok, yang saya perhatikan Kota Depok hanya mengutamakan aspek pembangunan. Mungkin pembangunan disini bertujuan sebagai salah satu jalan untuk kemajuan Kota Depok. Seperti yang kita lihat salah satu contohnya yaitu di sepanjang jalan Margonda, kini semakin banyak bertambahnya berdiri ruko-ruko dan apartment baru. Bahkan pelebaran jalan yang dilakukan pemerintah pun justru banyak mengurangi pepohonan, meskipun pada kenyataanya Kota Depok sangat amat membutuhkan sebuah penghijauan. Karena hal ini, menurut saya Kota Depok lebih terasa panas maupun berpolusi tinggi sebab sudah jarang sekali bahkan sudah tidak terlihat sebuah pohon-pohon  rindang disini. Yang saya lihat hanya bangunan-bangunan tinggi dan megah. Sebaiknya pihak pemerintah menyeimbangkan antara pembangunan dan penghijauan di Kota Depok ini agar kota depok tetap terlihat asri, bukan berpolusi dan gersang.

Investigasi



Sintia Trijayanti
1661171 – 3 SA 02
Universitas Gunadarma

Investigasi

Apakah Cara Belajar Sistem Kebut Semalam Benar-benar Menjadi Kebiasaan Pelajar Dimasa Kini ? 


Untuk menjawab dan memperkuat pertanyaan diatas saya mengamati salah beberapa pelajar, yaitu :
Pelajar  Sekolah Menengah Pertama yang bernama Vina Syafira Arbania selama 5 hari diwaktu jam belajarnya (Pukul 19.00-21.00 WIB), dengan hasil sebagai berikut :
Hari pertama   : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya
Hari kedua      : Mengerjakan PR untuk diperiksa disekolah keesokan harinya.
Hari ketiga      : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya
Hari keempat   : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya
Hari kelima      : Dia menggebu-gebu menyiapkan buku-buku pelajaran untuk menghafal tugas
                         hafalan yang diberikan oleh gurunya untuk di tes pada keesokan harinya
 dan sebenarnya tugas tersebut sudah diberikan dari seminggu yang lalu.

Pelajar Sekolah Menengah Atas yang bernama Esa Yunita selama 5 hari di waktu jam belajarnya (Pukul 19.00-21.00 WIB), dengan hasil sebagai berikut :

Hari pertama   : Mengerjakan PR untuk diperiksa di sekolah keesokan harinya.
Hari kedua      : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya
Hari ketiga      : Mengerjakan PR untuk diperiksa di sekolah keesokan harinya.
Hari keempat   :Mengerjakan PR untuk diperiksa di sekolah keesokan harinya.
Hari kelima      : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya

Seorang Mahasiswi yang bernama Novia Giandni selama 5 hari di waktu jam belajarnya, dengan hasil sebagai berikut :

Hari pertama   : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya
Hari kedua      : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya.
Hari ketiga      : Menghafal materi yang akan di test keesokan harinya.
Hari keempat   : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya
Hari kelima      : Dia tidak belajar. Hanya melakukan aktifitas biasa seperti menonton  televisi dan
                         sibuk dengan gadgetnya

            Hal seperti inpun terjadi pada diri saya sendiri. Disaat saya mulai  bersekolah di Sekolah Menengah Pertama sampai saat inipun kata istilah SKS (Sistem Kebut Semalam) ini sudah tidak asing lagi ditelinga bahakan sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Mungkin cara belajar sepertiini cukup efektif untuk menghafal meskipun jangka waktu pengingatan kita tentang apa yang kita hafal tersebut cenderung tidak bertahan lama.
            Tetapi banyak para guru maupun orang ta yang tidak menyetujui akan hal tersebut , menganggap cara belajar seperti ini salah dan tidak dapat dibenarkan karena cenderung mendominasi atau menggambarkan sebagai siswa yang malas.
Dari perbedaan pendapat antara para pelajar dimasa kini dan orang tua inilah apa yang meneybabkan saya melakukan pengamatan. Dan ternyata memang para pelajar dimasa kini lebih cenderung menggunakan atau menerapkan Sistem kebut Semalam dibandingkan para orang tua terdahulu yang menggunakan cara belajar dengan mengulang semua pelajaran yang telah mereka dapat disekolah pada setiap malamnya meskipun dengan penerangan yang masih seadanya. Karena menurut mereka, jika kita sering mengulang pelajaran maka pengingatanpun akan lebih melekat. Hal ini saya buktikan dengan bertanya suatu pelajaran kepada mereka dan ternyata mereka masih mengngatnya sampai saat ini.
            Sistem kebut Semalam bersifat dadakan dan hanya berguna disaat waktu yang kita butuhkan saja, karena apa yang kita hapal lebih mudah dilupakan karena tergantikan dengan hafalan yang baru dan apa yang kita hafal tersebut tidak melekat di ingatan kita. Kita yang kini banyak didukung oleh kemajuan teknologi justru kalah dengan mereka yang hanya menggunakan buku seadanya. Masyarakat saat ini terutama para pelajar justru malah dibutakan dan diperbudak oleh kemajuan teknologi yang menimbulkan mereka malas untuk belajar dan lebih memilih dan terbiasa dengan Sistem Kebut Semalam.

Sabtu, 16 November 2013

OBJEK WISATA KEPULAUAN SERIBU



Sintia Trijayanti
16611781 – 3 SA 02
Universitas Gunadarma

Tourism / Pariwisata
Objek Wisata Kepulauan Seribu
          Provinsi DKI Jakarta memiliki slah satu tempat objek wisata air yang dapat dibanggakan. Dikepulauan seribu ini banyak pulau-pulau yang dapat kita kunjungi, karena disini tidak hanya terdapat satu pulau saja tetapi beberapa pulau, yaitu :
Pulau Bidadari, Pulau Nirwana, Pulau Anyer kelor, Pulau Anyer Besar, Pulau Nyamuk, Pulau Damar, Pulau untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Rambut, Pulau Bokor, Pulau Lancang, Pulau Burung, Pulau Kongsi, Pulau Ayer, Pulau Jong, Pulau Tidung, Pulau Lang, Pulau panggang, Pulau Simpul, Pulau Kotok, Pulau Opak, Pulau Kelapa, Pulau Panjang, Pulau Bira, Pulau Pelangi, Pulau Sepa dan Pulau Pramuka.
            Sebagai seorang warga Indonesia yang tepatnya berdomisili dekat dengan Jakarta sudah pasti sangat senang dengan keberadaan objek wisata tersebut karena masih bisa ditempuh dengan mudah untuk saya pergi kesana. Untuk pergi kesana kita harus pergi ke pelabuhan Muara Angke atau Marina Ancol. Pelabuhan yang biasa atau umum digunkan yaitu Pelabuhan Muara Angke. Bila ingin menggunakan kapal kayu besar kita naik melalui pelabuhan lama tetapi jika ingin menggunakan kapal kapal cepat seperti kapal lumba-lumba, kapal predator, dll kita naik melalui pelabuhan baru. Maksud pelabuhan baru disini yaitu suatu pelabuhan yang baru dibangun oleh pihak Dinas Perhubungan yang berbentuk suatu bangunan utuh yang lebih layak dan bertujuan untuk menciptakan suatu kenyamanan bagi para wisatawan. Karena seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kondisi Pelabuhan Muara Angke cenderung tergolong kotor dan bau. Ini dikarenakan banyaknya nelayan dan para penjual-penjual ikan segar serta tempat pembuatan ikan asin yang kurang memperhatikan kebersihan disekitar. Bila dilihat dari segi kebersihan ataupun pemeliharaan tempat, kondisi seperti ini sangat amat disayangkan karena berawal dari pelabuhan inilah para wisatawan memulai perjalanan mereka menuju objek wisata air di Kepulauan Seribu.
           
Pemandangan tak jauh dari Pelabuhan Muara Angke/Marina.

Mulai menuju ke pokok permasalahan……

(kondisi tepian pulau yang kurang terawat kebersihanya)
              Mungkin dari semua pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu, yang sangat sering kita dengar yaitu Pulau Tidung. Mungkin disini lokasi pulau sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat persinggahan bagi para wisatawan. Tetapi disini saya akan memberikan atau berbagi cerita dan informasi dari sebuah perjalanan yang sudah saya jalani di Pulau Pramuka dan Pulau Pari.
            Pulau yang biasanya saya kunjungi disini yaitu Pulau Pramuka karena ini salah satu rutinitas bulanan komunitas selam yang belakangan ini saya ikuti yaitu Komunitas Jaya Raya Diving Club (JDC). Dari pulau pramuka ini dari keadaan sekitar yang saya amati masih tergolong dengan kondisi yang baik dan terawatt karena air disekitar masih jernih dan wilayah tempat tinggal para pendudukpun sangat terjaga kebersihanya. Jadi tidak ada perasaan kecewa yang saya dapat dari perjalanan saya di Pulau Pramuka ini.
            Disaat kunjungan saya selanjutnya, karena pulau pramuka sudah sering dikunjungi, maka pihak Jayaraya Diving Club memilih untuk mengunjungi Pulau Pari. Selain mencari suasana baru, di Pulau Pari ini terdapat suatu tempat yang disebut dengan Pulau Virgin/Pulau Perawan. Pulau Perwan ini dijuluki karena tempat ini sebelumnya belum banyak terjamah oleh para wisatawan dan lokasi tempat ini sangat bersih dan terdapat pasir putih. Pihak Jaya Raya Civing Club juga memang sengaja bertujuan untuk mengunjungi objek wisata bawah laut yang lokasinya dekat dengan Pulau Pari ini. Objek wisata bawah laut ini biasa dibilang dengan “Wreck Shinta” dimana terdapat suatu bangkai kapal bulog yang tenggelam.
            Diawal perjalanan saya di Pulau Pari ini belum terlihat kekurangan yang ada diwilayah sekitar pulau karena saya belum sangat memperhatikan keadaan lokasi sekitar. Tetapi kekurangan atau permasalahanya baru terlihat ketika hari kedua saya berada disini. Dihari kedua ini, ini pengalaman baru saya diizinkan untuk diving atau menyelam langsung di laut lepas. Secara otomatis, antusiasme sayapun sangat amat menggebu-gebu. Tetapi disaat saya memulai perjalanan menuju lokasi menyelam, saya sudah dikagetkan dengan penglihatan yang sangat tidak menyenangkan. Terdapat banyaknya sampah ditepian pulau dan kapal yang akan saya tumpangi untuk menuju ke lokasi selam. Ini sudah menjadi suatu point negative yang saya dapat tetapi saya hanya mengira mungkin belum diadakan penyerokan sampah disini ataupun sampah-sampah ini memang terbawa dari kapal-kapal yang hulu-halang. Kemudian setelah kurang lebih setangah jam kami mencari lokasi menyelam yang sangat tepat, lagi-lagi kami dikagetkan dengan keadaan laut disini. Air laut di sekeliling kapal kami banyak terdapat sampah-sampah yang mengapung di air bahkan airnyapun terlihat terkontaminasi dengan minyak. Kerena hal ini antusiasme saya yang awalnya menggebu-gebu seketika menjadi turun dan sangat sedih melihat keberadaan laut yang seperti ini. Bahkan saya merasa malu karena ada seorang wisatawan asing yang ikut bersama rombongan kami mengatakan “It’s so dirty, I think I didn’t want to dive or snorkeling in here.” Dengan wajah jijik dan kecewa seketika diapun mengurungkan niatnya untuk bermain air dan memilih hanya untuk menghabiskan waktu diatas kapal meskipun kami sudah berusaha mencarai ataupun berpindah ketempat yang lebih bersih karena menurut dia meskipun kita berpindah tempat semua air disini memang tidak baik untuk tubuh dan air sudah tercemar.

            Hal seperti diatas semestinya tidak boleh terjadi,karena ini adalah salah satu tempat wisata air yang kita miliki dan dapat kita banggakan dan pemerintah kembangkan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kepariwisataan tentu saja mencangkup segala aspek yang bertujuan untuk menciptakan suatu  kenyamanaan, kepuasan, serta kebangaan dari suatu objek wisata tersebut. Oleh karena itu keberadaan atau keadaan suatu tempat wisata harus diperhatikan dan terus dikembangkan melalui management pariwisatanya. Semestinya pihak pemerintah memperhatikan dan sesekali mengadakan pengecekan lokasi agar kebersihan ataupun keadaan laut tetap terpelihara dengan baik. Penyebab permasalahan ini harus benar-benar ditemukan, darimana sampah-sampah tersebut berasal. Apakah dari penduduk-penduduk pulau, sampah bawaan dari kota, ataupun sampah-sampah dari para penumpang kapal yang sembarangan membuang sampah saat diperjalanan. Serta penyebab keruhnya air yang sudah terkontaminasi dengan minyak, apakah berasal dari limbah pabkrik yang terbawa menuju laut ataukah berasal dari kapal-kapal yang berlalu lalang disekitar. Jika hal seperti ini tidak diperhatikan maka lambat laun tempat wisata ini tidak akan berkembang dan keadaan alam kitapun akan rusak.
Jaya Raya Diving Club At Pari Island
Lets save our earth from here....