Sintia Trijayanti
16611781
2 SA 02 – SoftSkill “Ilmu
Sosial Dasar”
EMOSI
Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh
perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau tidak senang. Perasaan
senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan kita sehari0hari
disebut warna efektif, Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang
lemah atau samar-samar saja. Dalam hal warna efektif yang kuat, maka
perasaan-perasaan menjadi mendalam, lebih luas, dan lebih terarah.
Perasaan-perasaan seperti ini disebut Emosi.
Perbedaan antara perasaan dan emosi
tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu
kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu,
suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi dapat juga
dikatakan sebagai emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini
bukan terbatas pada emosi atu perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan
pada diri seseorang yang disertai warna efektif, baik pda tingkat yang lemah
maupun pada tingkat yang kuat.
Perubahan-perubahan
pada tubuh pada saat terjadi emosi:
a. Reaksi elektris pada
kulit : meningkat bila terpesona.
b. Peredaran darah :
bertambah cepat bila marah.
c. Denyut jantung :
bertambah cepat bila terkejut.
d. Pernafasan :
bernafas panjang jika dalam keadaan kecewa.
e. Pupil mata :
membesar bila sakit atau marah.
f. Liur : mengering
kalau takut atau tegang.
g. Bulu roma : berdiri
kalu takut.
h. Pencernaan :
berkontraksi bila keadaan tegang.
i. Otot : Ketegangan
dan ketakutan menyebabkan otot mengeras atau bergetar.
j. Komposisi darah :
komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional kerena
kelenjar-kelenjar lebih aktif.
Beberapa macam emosi antara lain, takut, khawatir,
cemburu,gembira, marah. Berikut adalah penjelasanya :
1. Takut
Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk
menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal yang
bersangkutan. Bentuk ekstrim dari takut adalah takut yang pathologis, yang
disebut fobia. Fobia adalah perasaan takut terhadap hal-hal tertentu yang
demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata. Rasa takut lain yang
merupakan kelainan kajiwaan adalah kecemasan, yaitu rasa takut yang tak jelas
sasaranya dan juga tidak jelas alasanya.
2. Khawatir
Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak
mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekhawatiran
menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman.
Kekhawatiran seseorang untuk melanggar norma masyarakat adalah suatu bentuk
kekhawatiran yang umum pada tiap-tiap orang. Kekhawatiran ini justru positif
karena seseorang selalu bersikap hati-hati dan berusaha menyesuaikan diri
dengan norma masyarakat.
3. Cemburu
Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang
didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan
kehilangan kasih sayang dari seseorang. Seseorang yang cemburu selalu mempunyai
sikap benci terhadap sainganya.
4. Gembira
Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan
terbebas dari ketegangan. Biasanya kegembiraan itu disebabkan oleh hal-hal yang
bersifat tiba-tiba (surprise) dan kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu
melibatkan orang lain di sekitar orang yang sedang gembira tersebut.
5. Marah
Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang menganggu
aktivitas untuk mencapai tujuanya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi
dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk menyalurkan
ketegangan-ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi marah.
TEMPRAMEN
DAN WATAK
Tempramen adalah
sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi.
Misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, dan sebagainya. Sifat-sifat
emosional adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis
kemungkinan untuk dapat berubah. Tempramen selalu menunjukan hubungan/perpaduan
yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah. Seseorang yang ememiliki tempramen
tinggi adalaj seseorang yang mudah emosi (naik darah/marah) diiringi dengan
gerakan-gerakan tangan, kaki, mata, mulut, serta raut muka marah, pucat dan
sebagainya. Sedangkan orang yang penyabar dengan wajah tenang serta berbicara
lambat serta irama yang mantap.
Watak (karakter,tabiat) adalah sifat-sifat yang
berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas,
pembersih, penjorok, dan sebaginya. Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi
diperoleh setelah lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak kecil, atau sebagai
hasil dari pengaruh pendidikan/lingkungan sejak kecil. Sifat-sifat seperti ini
terbentuk terutama pada masa-masa anak-anak sampai umur balita, dan berkembang
terus hingga masa remaja. Dari Tempramen
dan watak inilah yang akhirnya membentuk suatu kepribadian individu.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, namun
dalam beberapa hal mungkin memiliki persamaan. Orang yang berasal dari satu
keluarga biasanya memiliki persamaan dalam kepribadianya, demikian pula dengan
orang yang satu suku atau satu ras akan memiliki persamaan dalam kepribadianya.
Dengan kata lain, setiap keluarga, suku, atau bangsa memiliki ciri-ciri khas
dari kepribadianya yang dapat membedakan mereka dari suku atau bangsa lainya.
Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan Emosi. Karena dalam tiap-tiap
kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam
kebudayaan yang bersangkutan, ekspresi emosi hanya dapat dimengerti oleh orang
lain dalam kebudayaan yang sama.
Kepribadian seseorang adakalanya menarik hati orang lain,
tetapi adakalanya tercela. Ini yang dimaksud dengan adanya Emosi Negatif dan Emosi
Positif.
-
Emosi
negatif menghasilkan permasalahan yang mengganggu individu
maupun masyarakat. Biasanya, orang menekankan pada emosi yang negatif. Anda
cenderung untuk lebih memperhatikan emosi-emosi yang bernilai negatif. Misalnya
sedih, marah, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak, prasangka, takut, curiga
dan sejenisnya. Mereka yang mudah tersinggung, gampang marah-marah, dan
berprasangka tidak akan disukai masyarakat. Mereka yang mengalaminya pun tidak
akan merasakan sejahtera dalam hidupnya
-
Emosi
positif, misalnya rajin, penyabar, pemurah, peramah dan
sebagainya. Orang yang memiliki banyak emosi positif dan kurang memiliki emosi
negatif biasanya merupakan orang-orang yang berbahagia atau sejahtera dalam
hidupnya. Sedangkan mereka yang lebih banyak memiliki emosi negatif hidupnya
kurang sejahtera. Selain oleh emosi, perasaan sejahtera juga ditentukan oleh
kepuasan hidup. Jika seseorang merasa bahwa hidupnya secara keseluruhan
memuaskan, maka ia akan mengalami sejahtera (kehidupan yang berbahagia).
Singkatnya, seseorang yang memiliki derajat tinggi akan perasaan sejahtera
adalah ia yang puas terhadap hidupnya, banyak mengalami emosi yang positif dan
kurang mengalami emosi yang negatif.
PENGENDALIAN
EMOSI
Emosi
sangat memegang peranan penting dalam kehidupan individu, akan memberi warna
kepada kepribadian, aktivitas serta penampilannya dan juga akan mempengaruhi
kesejahteraan dan kesehatan mentalnya. Agar kesejahteraan dan kesehatan mental
ini tetap terjaga, maka individu perlu melakukan beberapa usaha untuk mengendalikan
emosi. Dibawah ini akan di jelaskan beberapa cara untuk pengendalian emosi :
1. Bangkitkan rasa
humor. Yang dimaksud rasa humor disini adalah rasa senang, rasa gembira, rasa
optimisme. Seseorang yang memiliki rasa humor tidak akan mudah putus asa, ia
akan bisa tertawa meskipun sedang menghadapi kesulitan.
2. Peliharalah selalu
emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi negatif. Dengan selalu mengusahakan
munculnya emosi positif, maka sedikit sekali kemungkinan individu akan
mengalami emosi negatif. Kalaupun ia menghayati emosi negatif, tetapi
diusahakan yang intensitasnya rendah, sehingga masih bernilai positif.
3. Senatiasa
berorientasi kepada kenyataan. Kehidupan individu memiliki titik tolak dan
sasaran yang akan dicapai. Agar tidak bersifat negatif, sebaiknya individu
selalu bertolak dari kenyataan, apa yang dimiliki dan bisa dikerjakan, dan
ditujukan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang nyata juga.
4. Kurangi dan
hilangkan emosi yang negatif. Apabila individu telah terlanjur menghadapi emosi
yang negatif, segeralah berupaya untuk mengurangi dan menghilangkan emosi-emosi
tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui: pemahaman akan apa yang
menimbulkan emosi tersebut, pengembangan pola-pola tindakan atau respons
emosional, mengadakan pencurahan perasaan, dan pengikisan akan emosi-emosi yang
kuat.
5. Waktu rasa marahmu
terpancing, pertama yang harus dilakukan adalah DIAM. Jangan biarkan mulutmu
mengeluarkan suara bahkan kata-kata yang tidak karuan atau tidak sopan,
kemungkinan hal ini terjadi secara reflex, tapi sebenarnya masih bisa di
kontrol atau di kendalikan.
6. Ambil nafas panjang
dari hidung, tahan selama 10 detik, lalu buang lewat mulut. Kenapa? Karena
waktu marah, darah mengalir ke atas, tapi waktu kita ambil nafas, oksigen masuk
ke ruang otak yang membuat kita menjadi lebih rileks atau tenang. Ketika diri
kita sudah agak tenang, otomatis otak bisa berpikir dengan jernih. Karena
kebanyakan emosi membawa kita kepada hal-hal 'nonsense' yang kita lakukan, yang
nantinya akan kita sesali. Ingatkan diri sendiri, manusia yang tak bisa
mengontrol emosi itu orang yang lemah. Pikirkan hal-hal yang sebaliknya,
meskipun sepertinya tak ada, pikirkan hal-hal yang baik. Dengar musik favorit,
lakukan hal yang menyenangkan.
MANFAAT
MENGENDALIKAN EMOSI
Orang-orang
yang terlatih mengendalikan emosi umumnya tidak pernah panik dalam menghadapi
situasi apapun. Emosi yang terkendali dengan baik, dapat meningkatkan rasa percaya
diri anda. Dengan emosi yang terjaga, anda lebih mudah melakukan tugas apapun
dengan lebih baik.
Perlu
anda ketahui, emosi yang berlebihan akan menguras nyaris seluruh energi anda,
lebih dari kegiatan fisik yang anda lakukan. Karena emosi umumnya membuat pikiran
anda meledak-ledak dan tanpa disadari membuat gerakan anda tak terkendali. Nah
emosi yang terkendali akan menghemat energi anda. Sehingga anda tidak mudah
lelah dan selalu siap dengan aktivitas sehari-hari.
Hal
yang sangat menguntungkan, jika anda pandai mengelola dan mengendalikan emosi,
anda akan lebih sehat baik fisik maupun mental. Coba aja lihat, orang-orang
yang sering dilanda emosi banyak dihinggapi penyakit. Selain penyakit mental
seperti stres dan depresi, mereka juga dijangkiti penyakit fisik yang cukup
berat seperti hipertensi, alergi, maag, migrain, dll. Nah kalau anda terlatih
mengendalikan emosi, stres dan segala macam penyakit ini akan menjauh dari
kehidupan anda. Pikiran dan fisik anda pun lebih sehat. Dengan segala
keuntungan mengendalikan emosi, dengan sendirinya akan melancarkan segala
aktivitas anda. Baik aktivitas pribadi maupun karir.
Sumber:
-
PSIKOLOGI UMUM/Drs.H.Ahmad Fauzi;Editor:
Drs. Maman Abd. Djaliel—Ed. Rev., Cet. III, Bandung:Pustaka Setia,2004.
-
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
-
hujangede.blogspot.com