What's up!

Minggu, 25 November 2012

Ilmu Sosial Dasar


Sintia Trijayanti
16611781
2 SA 02 – SoftSkill “Ilmu Sosial Dasar”
EMOSI
            Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan kita sehari0hari disebut warna efektif, Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Dalam hal warna efektif yang kuat, maka perasaan-perasaan menjadi mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti ini disebut Emosi.
            Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi dapat juga dikatakan sebagai emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atu perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif, baik pda tingkat yang lemah maupun pada tingkat yang kuat.

Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi:
a. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona.
b. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
c. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
d. Pernafasan : bernafas panjang jika dalam keadaan kecewa.
e. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
f. Liur : mengering kalau takut atau tegang.
g. Bulu roma : berdiri kalu takut.
h. Pencernaan : berkontraksi bila keadaan tegang.
i. Otot : Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot mengeras atau bergetar.
j. Komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional kerena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
            
Beberapa macam emosi antara lain, takut, khawatir, cemburu,gembira, marah. Berikut adalah penjelasanya :

1. Takut
            Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal yang bersangkutan. Bentuk ekstrim dari takut adalah takut yang pathologis, yang disebut fobia. Fobia adalah perasaan takut terhadap hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata. Rasa takut lain yang merupakan kelainan kajiwaan adalah kecemasan, yaitu rasa takut yang tak jelas sasaranya dan juga tidak jelas alasanya.

2. Khawatir
            Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman. Kekhawatiran seseorang untuk melanggar norma masyarakat adalah suatu bentuk kekhawatiran yang umum pada tiap-tiap orang. Kekhawatiran ini justru positif karena seseorang selalu bersikap hati-hati dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma masyarakat.

3. Cemburu
            Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang. Seseorang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap sainganya.

4. Gembira
            Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya kegembiraan itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba (surprise) dan kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan orang lain di sekitar orang yang sedang gembira tersebut.

5. Marah
            Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang menganggu aktivitas untuk mencapai tujuanya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi marah.



TEMPRAMEN DAN WATAK

            Tempramen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi. Misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, dan sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah. Tempramen selalu menunjukan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah. Seseorang yang ememiliki tempramen tinggi adalaj seseorang yang mudah emosi (naik darah/marah) diiringi dengan gerakan-gerakan tangan, kaki, mata, mulut, serta raut muka marah, pucat dan sebagainya. Sedangkan orang yang penyabar dengan wajah tenang serta berbicara lambat serta irama yang mantap.

            Watak (karakter,tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok, dan sebaginya. Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak kecil, atau sebagai hasil dari pengaruh pendidikan/lingkungan sejak kecil. Sifat-sifat seperti ini terbentuk terutama pada masa-masa anak-anak sampai umur balita, dan berkembang terus hingga masa remaja.  Dari Tempramen dan watak inilah yang akhirnya membentuk suatu kepribadian individu.

            Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, namun dalam beberapa hal mungkin memiliki persamaan. Orang yang berasal dari satu keluarga biasanya memiliki persamaan dalam kepribadianya, demikian pula dengan orang yang satu suku atau satu ras akan memiliki persamaan dalam kepribadianya. Dengan kata lain, setiap keluarga, suku, atau bangsa memiliki ciri-ciri khas dari kepribadianya yang dapat membedakan mereka dari suku atau bangsa lainya.

            Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan Emosi. Karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, ekspresi emosi hanya dapat dimengerti oleh orang lain dalam kebudayaan yang sama.

            Kepribadian seseorang adakalanya menarik hati orang lain, tetapi adakalanya tercela. Ini yang dimaksud dengan adanya Emosi Negatif dan Emosi Positif.

-          Emosi negatif menghasilkan permasalahan yang mengganggu individu maupun masyarakat. Biasanya, orang menekankan pada emosi yang negatif. Anda cenderung untuk lebih memperhatikan emosi-emosi yang bernilai negatif. Misalnya sedih, marah, cemas, tersinggung, benci, jijik, muak, prasangka, takut, curiga dan sejenisnya. Mereka yang mudah tersinggung, gampang marah-marah, dan berprasangka tidak akan disukai masyarakat. Mereka yang mengalaminya pun tidak akan merasakan sejahtera dalam hidupnya

-          Emosi positif, misalnya rajin, penyabar, pemurah, peramah dan sebagainya. Orang yang memiliki banyak emosi positif dan kurang memiliki emosi negatif biasanya merupakan orang-orang yang berbahagia atau sejahtera dalam hidupnya. Sedangkan mereka yang lebih banyak memiliki emosi negatif hidupnya kurang sejahtera. Selain oleh emosi, perasaan sejahtera juga ditentukan oleh kepuasan hidup. Jika seseorang merasa bahwa hidupnya secara keseluruhan memuaskan, maka ia akan mengalami sejahtera (kehidupan yang berbahagia). Singkatnya, seseorang yang memiliki derajat tinggi akan perasaan sejahtera adalah ia yang puas terhadap hidupnya, banyak mengalami emosi yang positif dan kurang mengalami emosi yang negatif.


PENGENDALIAN EMOSI
Emosi sangat memegang peranan penting dalam kehidupan individu, akan memberi warna kepada kepribadian, aktivitas serta penampilannya dan juga akan mempengaruhi kesejahteraan dan kesehatan mentalnya. Agar kesejahteraan dan kesehatan mental ini tetap terjaga, maka individu perlu melakukan beberapa usaha untuk mengendalikan emosi. Dibawah ini akan di jelaskan beberapa cara untuk pengendalian emosi :

1. Bangkitkan rasa humor. Yang dimaksud rasa humor disini adalah rasa senang, rasa gembira, rasa optimisme. Seseorang yang memiliki rasa humor tidak akan mudah putus asa, ia akan bisa tertawa meskipun sedang menghadapi kesulitan.

2. Peliharalah selalu emosi-emosi yang positif, jauhkanlah emosi negatif. Dengan selalu mengusahakan munculnya emosi positif, maka sedikit sekali kemungkinan individu akan mengalami emosi negatif. Kalaupun ia menghayati emosi negatif, tetapi diusahakan yang intensitasnya rendah, sehingga masih bernilai positif.

3. Senatiasa berorientasi kepada kenyataan. Kehidupan individu memiliki titik tolak dan sasaran yang akan dicapai. Agar tidak bersifat negatif, sebaiknya individu selalu bertolak dari kenyataan, apa yang dimiliki dan bisa dikerjakan, dan ditujukan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang nyata juga.

4. Kurangi dan hilangkan emosi yang negatif. Apabila individu telah terlanjur menghadapi emosi yang negatif, segeralah berupaya untuk mengurangi dan menghilangkan emosi-emosi tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui: pemahaman akan apa yang menimbulkan emosi tersebut, pengembangan pola-pola tindakan atau respons emosional, mengadakan pencurahan perasaan, dan pengikisan akan emosi-emosi yang kuat.

5. Waktu rasa marahmu terpancing, pertama yang harus dilakukan adalah DIAM. Jangan biarkan mulutmu mengeluarkan suara bahkan kata-kata yang tidak karuan atau tidak sopan, kemungkinan hal ini terjadi secara reflex, tapi sebenarnya masih bisa di kontrol atau di kendalikan.

6. Ambil nafas panjang dari hidung, tahan selama 10 detik, lalu buang lewat mulut. Kenapa? Karena waktu marah, darah mengalir ke atas, tapi waktu kita ambil nafas, oksigen masuk ke ruang otak yang membuat kita menjadi lebih rileks atau tenang. Ketika diri kita sudah agak tenang, otomatis otak bisa berpikir dengan jernih. Karena kebanyakan emosi membawa kita kepada hal-hal 'nonsense' yang kita lakukan, yang nantinya akan kita sesali. Ingatkan diri sendiri, manusia yang tak bisa mengontrol emosi itu orang yang lemah. Pikirkan hal-hal yang sebaliknya, meskipun sepertinya tak ada, pikirkan hal-hal yang baik. Dengar musik favorit, lakukan hal yang menyenangkan.


MANFAAT MENGENDALIKAN EMOSI
Orang-orang yang terlatih mengendalikan emosi umumnya tidak pernah panik dalam menghadapi situasi apapun. Emosi yang terkendali dengan baik, dapat meningkatkan rasa percaya diri anda. Dengan emosi yang terjaga, anda lebih mudah melakukan tugas apapun dengan lebih baik.

Perlu anda ketahui, emosi yang berlebihan akan menguras nyaris seluruh energi anda, lebih dari kegiatan fisik yang anda lakukan. Karena emosi umumnya membuat pikiran anda meledak-ledak dan tanpa disadari membuat gerakan anda tak terkendali. Nah emosi yang terkendali akan menghemat energi anda. Sehingga anda tidak mudah lelah dan selalu siap dengan aktivitas sehari-hari.

Hal yang sangat menguntungkan, jika anda pandai mengelola dan mengendalikan emosi, anda akan lebih sehat baik fisik maupun mental. Coba aja lihat, orang-orang yang sering dilanda emosi banyak dihinggapi penyakit. Selain penyakit mental seperti stres dan depresi, mereka juga dijangkiti penyakit fisik yang cukup berat seperti hipertensi, alergi, maag, migrain, dll. Nah kalau anda terlatih mengendalikan emosi, stres dan segala macam penyakit ini akan menjauh dari kehidupan anda. Pikiran dan fisik anda pun lebih sehat. Dengan segala keuntungan mengendalikan emosi, dengan sendirinya akan melancarkan segala aktivitas anda. Baik aktivitas pribadi maupun karir.

Sumber:
-          PSIKOLOGI UMUM/Drs.H.Ahmad Fauzi;Editor: Drs. Maman Abd. Djaliel—Ed. Rev., Cet. III, Bandung:Pustaka Setia,2004.
-          Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
-          hujangede.blogspot.com